يلوم رجالٌ فيك لم يعرفوا الهوى وسيان عندي فيك لاحٍ وساكت
يقولون جانبته التصاؤن جملةً وأنت عليه يالشريعة قانت
فقلت لهم هذا الرياء بعينه صراحاً وزي للمرائين ماقت
متى جاء تحريم الهوى عن محمدٍ وهل منعه في محكم الذكر ثابت
إذا لم أواقع محرماً أتقي به مجيئي يوم البعث والوجه باهت
فلست أبالي في الهوى قول لائمٍ سواءٌ لعمري جاهزٌ أو مخافت
وهل يلزم الإنسان إلا اختياره وهل بخبايا اللفظ يؤخذ صامت
Mereka yang tak mengerti akan cinta berebut mencaciku #
Padahal cercaan atau diamnya mereka bagiku tetap sama.
“Memalukan!!” ujar mereka, untukmu meninggalkan segalanya #
Sedang dirimu lebih paham akan hukum agama.
Aku berkata “Itu hanya sekedar anggapan kalian…” #
Yang tak lebih dari pandangan para pencaci.
Sejak kapan pelarangan akan cinta tiba dari Muhammad (ShaLlahu alaihi wassalam)#
Dan apakah goresan ayat suci menetapkan pelarangannya??
Jika memang aku tidak melakukan pelarangan..#
yang menyebabkan pucatnya wajah saat hari kebangkitan.
Maka aku tak peduli akan hinaan mereka akan cintaku #
Tak ada beda bagiku olokan yang mereka tampakkan atau samarkan.
Apakah itu kesalahan manusia saat ia sendiri yang tak kuasa #
Dan apakah kita menyalahkan ucapan sunyi seorang bisu?
Bagi Ibnu Hazm cinta sejati merupakan rasa butuh yang tidak dibuat-buat, memenuhi hati yang suci, jiwa yang bersih dengan keindahan, maka hal itu bukanlah merupakan suatu kehinaan tatkala seseorang merasakan cinta siapapun ia tua-muda, pria-wanita, alim-jahil. Continue reading